Skandal Terbongkar, Polisi Bergerak Cepat
Toilet perempuan di SMAN 12 Bandung ternyata diam-diam dipasangi kamera tersembunyi oleh AS (18), seorang mantan siswa yang baru lulus. Kamera itu dipakai buat merekam aktivitas pribadi siswi di dalam toilet. Aksi bejat ini langsung bikin geger para siswa dan guru.
Mengutip dari pemberitaan detik.com (28/05/2025), Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono bilang, "Ada kejadian, kita telah mengamankan salah satu siswa di SMA Bandung, yaitu di Kiaracondong. Atas nama AS, yaitu yang bersangkutan mendapat laporan dari polsek Kiaracondong tanggal 22 Mei kemarin."
Aksi Sudah Dimulai Sejak Desember 2024
Polisi menemukan bahwa kejadian ini bukan baru-baru ini saja. Ternyata AS sudah memulai aksinya sejak 3 Desember 2024 lalu. Kamera itu digunakan untuk merekam dan hasil rekamannya disimpan di handphone pelaku sendiri.
"Dugaan tindak pidana kekerasan seksual yang dilakukan menggunakan CCTV ataupun alat perekam di kamar mandi sekolah tersebut... disimpan di data handphone-nya dia sendiri. Nah itu kejadiannya pada tahun 2024," jelas Budi lagi.
Motif AS? Disebut-sebut karena kelainan seksual. "Ya untuk sementara diduga dari yang bersangkutan ada kelainan seksual, untuk disimpan sendiri dan juga untuk dilihat dirinya sendiri."
Pelaku Sudah Lulus, Tapi Aksi Dilakukan Saat Masih Jadi Siswa
AS ternyata sudah resmi lulus dari SMAN 12 Bandung pada 5 Mei 2025. Meski begitu, semua aksi kejinya dilakukan saat dia masih tercatat sebagai siswa aktif. Kepala sekolah, Enok Nurjanah, menegaskan bahwa AS bukan cucunya seperti kabar yang sempat beredar. "Bukan cucu saya," tegasnya.
Pihak sekolah sangat kooperatif dan terus mendampingi korban. "Kami mendampingi, mengantar dan menunggu korban dan saksi (pemeriksaan) sampai selesai. Kita temani dan antar ke Polda, supaya kejadian ini beres," lanjut Enok.
Tidak Hanya di Sekolah, Kamera Juga Dipasang Saat Acara di Lembang
AS juga kedapatan memasang kamera tersembunyi saat acara alumni di Lembang. Aksi ini diketahui oleh peserta acara yang kemudian langsung melapor lewat call center kepolisian. Enok mengaku kegiatan itu dilakukan di luar tanggung jawab sekolah, tapi tetap mendukung penuh penanganan kasus ini.
"Sangat mendukung, kami hadirkan polsek, kami hadirkan alumni (AS), kemudian kami serahkan ke polisi," ujarnya.
Komite sekolah, Budi Susilo, menambahkan bahwa semua kasus ini sekarang ditangani oleh Polda Jabar. "Ada dua kejadian yang dilaporkan... Tapi sekarang semuanya diambil alih sama Polda Jabar."
Posisi kamera ternyata selalu dipindah-pindah. Bukan CCTV permanen, tapi alat yang fleksibel. "Pindah-pindah (posisi kamera). Ada yang ditaruh di dekat tempat tong sampah, ada juga digantung," jelas Budi. Soal isi rekaman, pihak sekolah serahkan semuanya ke polisi.
Korban sekarang dalam perlindungan PPA Kota Bandung dan pihak sekolah memutuskan tidak memberikan pendampingan pada pelaku. Imbas dari kejadian ini, sekolah mulai membatasi penggunaan ponsel saat jam belajar. "Jam 7 dimasukkan ke loker, nanti diambil mau pulang sekolah," ujar Budi.
Refleksi Generasi Muda dan Bahaya Paparan Konten Negatif
Kejadian ini jadi tamparan keras buat semua pihak. Ketika akses digital makin terbuka, anak muda jadi lebih rentan terpapar konten-konten menyimpang. Tanpa filter nilai dan pendampingan moral, sebagian dari mereka bisa kehilangan arah, bahkan menjadikan teknologi sebagai alat untuk merusak privasi orang lain.
Kasus ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi juga alarm sosial. Edukasi digital dan literasi etika harus jadi prioritas, nggak cuma buat siswa, tapi juga lingkungan sekitar mereka.
detik.com
0Komentar
Jangan lupa kasih komentar yaaa :D