Gfr6TUC7BUM9TSd5TfW0BSro
Light Dark
KDM Tantang Farhan Bongkar Teras Cihampelas, Warisan Ikonik RK Terancam Lenyap?

KDM Tantang Farhan Bongkar Teras Cihampelas, Warisan Ikonik RK Terancam Lenyap?

Daftar Isi
×


Kenapa KDM Mengusulkan Teras Cihampelas Dibongkar?

Teras Cihampelas awalnya dibangun untuk menambah nilai estetik dan fungsi pedestrian kawasan Cihampelas, salah satu pusat perbelanjaan populer di Kota Bandung. Proyek ini menyerap dana hingga Rp48,5 miliar dan diresmikan pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Wali Kota. Namun kini, bangunan yang sempat dijadikan ikon itu justru diusulkan untuk dibongkar.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara terbuka menyatakan bahwa keberadaan skywalk tersebut menyebabkan kondisi kawasan makin semrawut, sempit, dan bahkan menimbulkan bau tidak sedap. Ia menyarankan agar Wali Kota Bandung berani melakukan pembongkaran sebagai bagian dari penataan ulang tata ruang. Menurutnya, kawasan Cihampelas kehilangan identitas aslinya sebagai pusat jeans karena terhalang oleh konstruksi besar yang tidak lagi relevan dengan kebutuhan saat ini.

Respons Pemerintah Kota Bandung dan Dinamika Proses Hukum

Menanggapi usulan tersebut, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan tidak langsung menolak. Ia mengakui bahwa pembongkaran Teras Cihampelas memang menjadi salah satu wacana, namun menekankan bahwa proses pelepasan aset milik negara bukan hal yang bisa dilakukan secara cepat. Seperti yang diberitakan oleh bandung.kompas.com (02/07/2025), Farhan menjelaskan bahwa pemerintah kota masih harus menjalani serangkaian tahapan administratif seperti diskusi bersama DPRD, perizinan, serta kajian dari sisi hukum dan politik sebelum mengambil keputusan akhir.

Sembari menunggu kejelasan status aset tersebut, beberapa langkah pemeliharaan tetap dilakukan. Satpol PP disiagakan 24 jam untuk menjaga ketertiban, perbaikan fasilitas umum seperti toilet dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Binamarga, dan penerangan tambahan dipasang di bawah skywalk untuk mengurangi kesan gelap dan tidak terawat.

Ketegangan Simbolik: Bongkaran Proyek Lama, Tantangan Politik Baru

Ada sisi lain yang menarik, saran pembongkaran ini tidak disampaikan secara administratif, tetapi langsung oleh Gubernur Dedi Mulyadi dalam bentuk tantangan kepada Wali Kota Farhan. Dalam pernyataannya, Dedi menyebut Farhan sebagai sosok pemberani, namun masih ada "rasa takut" ketika harus berurusan dengan peninggalan pejabat sebelumnya.

Pernyataan ini membuka lapisan baru dari polemik Teras Cihampelas, bahwa pembongkaran bukan hanya soal teknis atau tata kota, tapi juga simbolik. Ini adalah momen di mana seorang kepala daerah diuji apakah mampu mengambil keputusan strategis yang mungkin kurang populer, namun diperlukan demi kepentingan jangka panjang warga kota.

Farhan pun merespons tantangan itu dengan menyatakan kesiapannya. Namun, pada kenyataannya, proses kajian dan birokrasi tetap harus dilalui dengan hati-hati dan menyeluruh.
 

Pentingnya Evaluasi Pembangunan Jangka Panjang

Kisah Teras Cihampelas menjadi refleksi penting bagi semua pihak dalam merencanakan pembangunan kota. Sudah sepatutnya setiap pembangunan fisik dikaji secara menyeluruh, tidak hanya dari sisi visual atau tren sesaat, tetapi juga dalam konteks manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Ketika proyek-proyek infrastruktur dibangun semata-mata untuk menunjukkan pencapaian kepala daerah tanpa mempertimbangkan keberlanjutan, maka risiko pemborosan anggaran dan konflik politik seperti ini sangat mungkin terjadi. Terlebih jika hasilnya justru menyulitkan warga dan mengubah wajah kota menjadi tidak fungsional.

Oleh karena itu, penting bagi setiap pemimpin daerah untuk mengedepankan perencanaan berbasis data, melibatkan warga, dan mempertimbangkan dampak lingkungan serta sosial sebelum membangun proyek berskala besar.

Referensi:

0Komentar