Isu mengenai kepemilikan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diduga melibatkan mantan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna, kembali menjadi perhatian publik. Sorotan ini menguat setelah terjadinya insiden keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa puluhan siswa di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Peristiwa tersebut terjadi di SMP Bina Karya, Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, pada Selasa, 11 November 2025. Sebanyak 21 siswa dilaporkan mengalami gejala pusing, mual, hingga muntah setelah mengonsumsi makanan yang disediakan melalui program tersebut. Makanan untuk program MBG di sekolah itu didistribusikan oleh Yayasan Adiwidya Dedikasi Virajullah yang berlokasi di Desa Sukatani, Ngamprah.
Bantahan dari Mantan Bupati
Menanggapi isu yang mengaitkan dirinya dengan bisnis dapur SPPG, Aa Umbara Sutisna memberikan bantahan. Dalam keterangannya pada Jumat, 14 November 2025, ia menegaskan tidak terlibat dalam kepemilikan dapur di wilayah Bandung Barat. Namun, ia mengakui bahwa salah satu putranya, Andri Wibawa, memang menjalankan usaha di bidang tersebut.
“Dapur di Sukatani bukan saya, ke anak saya saja, Andri,” ujar Aa Umbara, sembari menyebut isu yang beredar sebagai omongan orang.
Konfirmasi dari Pihak Keluarga
Secara terpisah, Andri Wibawa membenarkan bahwa ia adalah pemilik sejumlah dapur SPPG di Bandung Barat, termasuk dapur yang berlokasi di Sukatani yang diduga menjadi sumber makanan dalam insiden keracunan siswa SMP Bina Karya. Ia menyatakan bahwa kepemilikan dapur tersebut tidak ada kaitannya dengan ayahnya, Aa Umbara.
Andri menjelaskan bahwa kepercayaan untuk mengelola dapur tersebut ia peroleh murni karena pengalamannya di bidang makanan dan minuman (F&B), bukan karena koneksi keluarga. Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini dirinya memiliki total 15 dapur SPPG, dengan lima di antaranya sudah beroperasi dan sisanya masih dalam proses pembangunan serta pengurusan legalitas.
Penyebab Insiden Masih Didalami
Terkait insiden keracunan yang terjadi, Andri Wibawa meminta agar masyarakat tidak terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa penyebabnya berasal dari makanan yang dipasok oleh dapurnya. Ia menekankan bahwa kepastian mengenai sumber penyebab keracunan baru dapat diketahui setelah hasil pengujian laboratorium resmi keluar.
Referensi:
Sumber artikel ini ditulis dari www.koran-gala.id (15/11/2025), menyajikan ulang fakta-fakta yang relevan mengenai isu tersebut.

0Komentar
Jangan lupa kasih komentar yaaa :D