Gfr6TUC7BUM9TSd5TfW0BSro
Light Dark
Santap Makan Bergizi Gratis 342 Siswa SMP di Bandung Keracunan , Mekanisme Evaluasi dan Pengawasan Jadi Sorotan

Santap Makan Bergizi Gratis 342 Siswa SMP di Bandung Keracunan , Mekanisme Evaluasi dan Pengawasan Jadi Sorotan

Daftar Isi
×


Sobat Unfold, kabar kurang menyenangkan datang dari Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 Bandung mengalami keracunan setelah menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Peristiwa ini tentu menjadi perhatian serius bagi kita semua, terutama dalam hal pengawasan dan evaluasi program makan di sekolah.

Melansir dari pemberitaan kompas.tv (01/05/2025), Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, menyampaikan bahwa laporan keracunan ini diterima pada Rabu, 30 April 2025. Gejala yang dialami para siswa meliputi diare, nyeri perut, muntah, pusing, dan demam. Meski begitu, kabar baiknya tidak ada korban yang sampai harus dirawat di rumah sakit.


Kronologi dan Dugaan Penyebab Keracunan

Menurut Anhar, insiden ini bermula saat katering menyiapkan makanan MBG untuk beberapa sekolah, termasuk SMPN 35 Bandung yang menerima 1.043 porsi. Proses memasak dimulai pukul 01.00 WIB untuk mengejar waktu konsumsi anak-anak SD yang makan lebih pagi. Namun, makanan untuk siswa SMP disajikan sekitar pukul 11.00 WIB dan sudah mulai tidak layak konsumsi.

"Anak SMP ini diberikannya jam 11.00 WIB itu (makanan) sudah enggak enak, sebetulnya," ujar Anhar. Ia menduga keracunan terjadi karena makanan sudah basi saat disajikan kepada siswa SMP. Bahkan untuk siswa SMA yang mendapat makanan pada pukul 13.30 WIB, makanannya sudah berbau sehingga tidak ada yang memakannya.


Langkah Pemerintah dan Pentingnya Evaluasi Serius

Dinas Kesehatan Kota Bandung langsung melakukan investigasi dengan mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium. Anhar menjelaskan, hasil uji laboratorium akan memakan waktu sekitar 10 sampai 12 hari karena pemeriksaan dilakukan secara lengkap, tidak hanya untuk bakteri saja.

"Jelas, kami besok akan evaluasi, dan kami juga sudah mengundang Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan koordinatornya untuk diskusi langkah selanjutnya, terutama terkait pengawasan dan pembinaan," tegas Anhar.

Sobat Unfold, kejadian ini menjadi peringatan penting bahwa program makan bergizi di sekolah harus diawasi dengan ketat agar tidak menimbulkan masalah kesehatan. Evaluasi serius dan perbaikan sistem pengawasan sangat dibutuhkan agar kasus keracunan massal seperti ini tidak terulang kembali.


Peran Sekolah dan Orang Tua dalam Pengawasan

Selain peran pemerintah dan dinas kesehatan, sekolah dan orang tua juga punya tanggung jawab besar dalam memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi anak-anak. Sekolah harus aktif melakukan pengecekan kualitas makanan yang disediakan, sementara orang tua bisa memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya memperhatikan kondisi makanan sebelum dimakan.


Potensi Risiko Jika Evaluasi Tidak Dilakukan

Kasus keracunan massal seperti ini bisa berdampak serius jika tidak segera ditangani dan dievaluasi dengan baik. Risiko kesehatan jangka panjang, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah, hingga potensi gangguan belajar bagi siswa yang sakit adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi.


Harapan untuk Program Makan Bergizi yang Lebih Baik

Program makan bergizi gratis sejatinya sangat bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak, terutama dari keluarga kurang mampu. Namun, agar manfaatnya maksimal, kualitas dan keamanan makanan harus menjadi prioritas utama. Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperbaiki sistem dan pengawasan agar program ini bisa berjalan lancar dan aman.

Sobat Unfold, menurut kamu, langkah apa lagi yang bisa dilakukan agar program makan bergizi di sekolah lebih aman dan efektif?

Sumber: kompas.tv

0Komentar

Special Ads
Special Ads
Special Ads