Tiana mewakili banyak pedagang lainnya yang merindukan masa-masa sebelum pandemi ketika omzet bisa mencapai sejuta rupiah per hari. Sekarang, dua ratus ribu pun terasa seperti mimpi. Wali Kota Bandung, Farhan, pernah menjanjikan penataan ulang untuk menghidupkan kembali kawasan ini dengan memindahkan para pedagang dari bawah ke atas agar lebih tertata dan nyaman. Namun sampai saat ini, janji itu masih menggantung tanpa kepastian.
Mengutip pemberitaan dari radarbandung.id (07/04/2025), Tiana mengungkapkan kekecewaannya: “Dulu tempat ini hidup. Sehari bisa dapat sejuta rupiah. Sekarang, dua ratus ribu pun sudah terasa mewah.” Kios-kios di atas memang menawarkan kenyamanan jauh dari debu jalanan dan bising kendaraan, tetapi minimnya pengunjung membuat mereka kehilangan pelanggan.
Kondisi infrastruktur juga memperburuk keadaan; atap kios bocor setiap kali hujan turun. “Mana mereka mau naik kalau tempatnya enggak layak,” keluh Tiana lagi.
Namun tidak semua suram! Ketua Koperasi Teras Cihampelas, Edo, muncul dengan suara optimis di tengah ketidakpastian ini. Ia percaya bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha lokal serta komunitas kreatif lainnya, Teras Cihampelas bisa bangkit kembali menjadi jantung pariwisata kreatif Kota Bandung.
“Kehadiran Kang Farhan jadi penyemangat bagi kami,” ujar Edo penuh semangat. Ia menegaskan bahwa revitalisasi kawasan bukan hanya soal estetika tapi juga membangun identitas ekonomi dan sosial Bandung kembali.
Edo bertekad untuk mengajak semua pihak berkolaborasi demi kebangkitan Teras Cihampelas: “Hanya dengan semangat pentahelix kita bisa bangkit.” Optimisme Edo bukan tanpa dasar; ia yakin bahwa jika semua bersatu padu dalam satu visi bersama maka ruang publik ini akan hidup kembali.
Sementara itu, meski kecewa mendengar janji-janji yang belum terealisasi, Tiana tetap bertahan di kiosnya sambil merawat harapan akan perubahan positif suatu saat nanti: “Saya masih percaya kalau semua dipindahkan ke atas dan tempat ini dibenahi.”
Dengan segala tantangan yang ada—dari sepinya pengunjung hingga infrastruktur buruk—Tiana adalah simbol kesabaran para pedagang kecil di Kota Bandung yang berharap pada kepastian masa depan mereka.
Sumber: radarbandung.id
Kondisi infrastruktur juga memperburuk keadaan; atap kios bocor setiap kali hujan turun. “Mana mereka mau naik kalau tempatnya enggak layak,” keluh Tiana lagi.
Namun tidak semua suram! Ketua Koperasi Teras Cihampelas, Edo, muncul dengan suara optimis di tengah ketidakpastian ini. Ia percaya bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha lokal serta komunitas kreatif lainnya, Teras Cihampelas bisa bangkit kembali menjadi jantung pariwisata kreatif Kota Bandung.
“Kehadiran Kang Farhan jadi penyemangat bagi kami,” ujar Edo penuh semangat. Ia menegaskan bahwa revitalisasi kawasan bukan hanya soal estetika tapi juga membangun identitas ekonomi dan sosial Bandung kembali.
Edo bertekad untuk mengajak semua pihak berkolaborasi demi kebangkitan Teras Cihampelas: “Hanya dengan semangat pentahelix kita bisa bangkit.” Optimisme Edo bukan tanpa dasar; ia yakin bahwa jika semua bersatu padu dalam satu visi bersama maka ruang publik ini akan hidup kembali.
Sementara itu, meski kecewa mendengar janji-janji yang belum terealisasi, Tiana tetap bertahan di kiosnya sambil merawat harapan akan perubahan positif suatu saat nanti: “Saya masih percaya kalau semua dipindahkan ke atas dan tempat ini dibenahi.”
Dengan segala tantangan yang ada—dari sepinya pengunjung hingga infrastruktur buruk—Tiana adalah simbol kesabaran para pedagang kecil di Kota Bandung yang berharap pada kepastian masa depan mereka.
Sumber: radarbandung.id
0Komentar
Jangan lupa kasih komentar yaaa :D